Selasa, 07 April 2009

Refleksi Kehidupan

Refleksi Kehidupan

Kalau berbicara mengenai tentang refleksi kehidupan seseorang akan membuka semua hal yang tidak diketahui oleh banyak orang, bahkan terkadang baru disadari oleh orang itu sendiri.

Mengenai kehidupan saya sendiri mempunyai beberapa hal yang menyenangkan, menyedihkan, bahkan terkadang saya sendiri merasa hal-hal yang saya dulu lakukan tergolong unik.

Jika mungkin, saya akan memulainya sejak masa-masa SMP. Saat-saat SMP yang menyenangkan, yang menyedihkan, itu semua merubah saya di dalam prosesnya menuju kedewasan. Suatu hal yang saya ingat betul adalah berani membela kebenaran, walaupun ada resiko yang ditanggung, termasuk dimusuhi teman. Itu adalah suatu harga yang mahal bagi seorang remaja yang sangat membutuhkan teman-temannya.

Hal lain yang saya rasakan pada waktu itu termasuk mencari, menemukan, dan kehilangan teman. Menemukan teman-teman yang benar-benar perduli, benar-benar berpengaruh dalam kehidupan, serta kehilangan teman membuat saya menyadari bahwa tidak ada sahabat sejati kecuali Tuhan Yesus.

Saat-saat SMP, saya juga akhirnya dipanggil Tuhan untuk menjadi pelayannya. Saat-saat seperti itu membuat saya mulai menyadari bahwa mengikut jalan-Nya adalah perkara yang berat. Tetapi ternyata mengikut Ia juga membawa sukacita, karena bertemu dengan teman-teman seiman membawa pertumbuhan juga di dalam Kristus.

Kemudian, selayaknya anak-anak seumur saya, saya lulus dari SMP dan memasuki SMA. Pada waktu itu, saya mendapat pandangan yang lebih luas lagi. Saya melihat bagaimana dunia dengan kondisi yang lebih nyata dengan segala problematika hidup yang saya alami bahkan dari lingkungan teman-teman saya.

Pada waktu itu, terkadang saya masih mencari jati diri dengan bergaul dengan teman-teman yang salah. Tapi untungnya, Tuhan masih menguatkan saya untuk tidak ikut-ikutan dan mengalihkan pencarian itu di dalam tempat yang lebih baik, seperti lingkungan gereja. Saat itulah saya mulai mensyukuri adanya keberadaan diri saya apa adanya selayaknya pemberian Tuhan yang berharga.

Pengalaman saya dalam membaca berbagai buku yang dapat membangun kepribadian ataupun membina relasi dengan Tuhan, ataupun buku yang dapat membuka wawasan saya, sehingga banyak sedikit merubah saya dalam berperilaku, bertindak, dan berpikir. Ternyata Tuhan membentuk saya dari banyak cara. Melalui lingkungan, pengalaman, maupun pengetahuan semacam itu.

“Yang saya berikan untuk orang lain??” Mmm.. Terdengar cukup mengesankan karena berarti sedikit banyak ada yang kita korbankan dalam memberi. Suatu prinsip yang saya pegang adalah bahwa dalam memberi, bukan apa yang kita beri, namun apa yang menjadi tujuan atau motivasi kita dalam memberi.
Yang saya rasa sudah saya beri pertama-tama mungkin adalah senyuman yang tulus bagi orang-orang di sekitar saya. Menurut saya, itu adalah hal yang terkecil yang sudah saya lakukan namun terkadang mempunyai dampak yang sangat besar. Hal-hal lain yang bisa saya lakukan mungkin hanya sesuatu yang kecil bagi orang lain. Kalau memang saya mampu melakukannya, kenapa tidak?!

Terkadang hal-hal yang saya berikan hanya hal sederhana seperti menjadi tempat teman-teman saya bercerita tentang keluh kesahnya atau tentang berusaha menjadi seorang pendengar yang baik. Karena saya rasa apa yang saya berikan itu menjadi suatu hal yang turut dapat menyenangkan bahkan terkadang dapat membantu saya untuk bertumbuh.

Mmm.. Di kelas XII ini saya menemukan banyak hal yang menarik untuk dijadikan bekal saya di masa depan. Semakin lama, saya menemukan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan, seperti mengenai kehidupan di luar sana ternyata sangat keras. Saya menemukan kenyataan itu melalui pengalaman saya bepergian dengan kedua saya dengan menggunakan kereta. Di situ saya menyadari kenyataan itu yang memang tidak dapat dipungkiri menjadi realita hidup.

Di kelas XII saya juga semakin menyadari pentingnya arti sebuah persahabatan, walaupun persahabatan yang hanya bersifat sementara. Persahabatan melambangkan semua hal di dunia ini, yang hanya bersifat sementara dan semu. Konflik yang ada di dalamnya juga melengkapi dan mewarnai persahabatan itu sendiri seperti konflik dalam hidup ini. Dan yang dapat diandalkan di dalam hidup kita adalah Tuhan Yesus seorang.

Saya juga mendapatkan beberapa pukulan dalam mencari universitas, karena saya menemukan diri saya adalah seorang pribadi yang jauh dari sempurna apalagi tanpa bantuan dari orang-orang sekitar saya dan yang terutama dari Tuhan Yesus.Banyak masa fase dalam menuju kedewasaan yang dipenuhi dengan tempaan dan pukulan dari Nya, namun hanya proses itulah yang dapat membentuk kita semakin dewasa.

Termasuk pada saat menjelang UAN ini, rasanya saya juga menemukan bahwa ada yang menarik. Walaupun saya menganggap UAN hanyalah sebuah formalitas belaka, namun pada kenyataannya saya menyadari kalau yang diminta hanyalah proses belajar yang konsisten, dan pasti, tanpa mencari kesuksesan instant ataupun jalan-jalan yang nyatanya hanya membawa kita pada jalan yang keliru. Proses tadi juga berlaku di kehidupan saya di masa depan. Dimana segala sesuatu harus dilakukan dengan usaha yang maksimal, namun mengandalkan prinsip smart work bukan hard work. Serta segala sesuatu harus dikerjakan dengan sepenuh hati dan dengan hati yang tulus.

Satu hal yang saya jadikan pedoman hidup saya sampai sekarang adalah bersyukur. Karena bersyukur membawakan hasil yang maksimal dari segala sesuatu dan membuat kita senantiasa berpikir positif. Bersyukur juga membuat hidup kita senantiasa terasa damai dan sejahtera.

Sekiranya itulah refleksi pribadi saya. Segala sesuatu dimulai, dan segala sesuatu diakhiri. Karena seorang bijak pernah berkata, pemimpin adalah seseorang yang berani mengakui kesalahannya.

Minggu, 05 April 2009

Uan

Uan:

huff..
Mengapa uan ada??
Perjuangan 3 taun hanya dibayar melalui 1 ujian yang menurut pemerintah penting..

Mmm..
I think that statement is only for questioning and not for asking something..
For all the things that we've done in a big system about 3 years,why we still questioning about
the system?
And not just do what system told?
"follow this following test,and you'll pass this phase"

Fyi: this education system is the system that whole world have used for centuries.
This is the prussian education system that made centuries ago to form the employee and army soldier.
This is a system which only teaches the clever one.
And prussian system wants to gives us a skill that wanted by the boss.

And for these things that doesn't mean very much important(sorry to say,but this is the fact),we are willing to pay some amounts of money just to pay for the illegal earlier question??
Or maybe paying to government to get an instant pass..

Actually I don't really care about these poeple,but this another phenomenon that happens among us..

Mmm..and for the solution, just follow the system and do your best,even it's just a formality.